Senin, 24 Mei 2010

Pandanglah dengan hatimu!

Sebenarnya, apa yang kita lihat saat pertama kali membuka mata? Memandang orang yang berada dihadapan? Memandang langit-langit yang berada diatas kepala? Ataukah memandang gumpalan awan yang berarak dari balik jendela kamar?

Seperti halnya langit yang jauh dan tinggi, biasanya orang selalu memandang segala hal yang berada jauh dari hadapannya. Ia selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain yang keadaannya lebih tinggi darinya.

Ia senang mengeluh dengan posisi yang dihadapinya. Dan menganggap kalau posisi orang lain jauh lebih menyenangkan dan menguntungkan. Padahal setiap orang yang hidup di dunia ini telah dibekali masalah dengan kadar yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Memang sudah menjadi sifat manusia, senang menambah-nambah serta memperburuk keadaan hingga hal sederhana pun bisa berubah menjadi rumit lalu dirinya akan menderita sendiri dibuatnya. Nah, bila keadaannya berubah menjadi rumit dan membuat dirinya menderita sendiri, untuk apa?

Seringkali kita berdecak kagum pada seseorang yang terlihat menarik perhatian. Bisa karena kemampuannya, kepandaiannya, penampilannya dan berbagai alasan lainnya. Berawal dari perasaan kagum hingga ingin menyamai atau bahkan ingin melebihi. Kita akan berusaha untuk mengejarnya walaupun tidak sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Dan seandainya kita tidak sanggup untuk menyamainya, kita hanya bisa meratapi nasib serta menyisakan penyesalan dalam dada.

Ah, kenapa aku tak bisa seperti dia?

Kenapa bisa muncul pertanyaan seperti itu? Karena kita selalu memandang pada orang-orang yang berada diatas kita. Kita selalu memandang dan melihat segala hal dari luarnya saja. Padahal penampilan luar itu seringkali menipu.

Seandainya saja kita mau memandangnya dari sisi hati, tentunya kita akan merasa lebih beruntung. Masih banyak orang lain di luar sana yang keadaannya jauh lebih buruk dari kita. Dimana keberuntungan tak pernah mau mendekatinya apalagi sampai berkenan singgah dihadapannya. Apa jadinya kita seandainya kita berada dalam posisi mereka?

Ah, tak terbayangkan!

Sekarang, pernahkah kita melirik sejenak diri sendiri? Apa kita sudah berusaha untuk bersabar atas semua kesulitan yang tengah kita hadapi? Dan apa kita sudah berusaha untuk bersyukur atas semua kemudahan yang telah kita dapatkan selama ini? Semua berbalik pada pribadi masing-masing. Bukankah Allah SWT telah menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan keunikannya tersendiri?

Terus memandang pada hal yang lebih jauh bisa membuat mata ini lelah. Ada baiknya mulai saat ini kita bisa jeli untuk memandang keadaan di sekitar atau bisa menggali potensi diri yang dimiliki. Hingga diri ini tak pernah merasa dirugikan apalagi sampai dihinggapi rasa iri dan dengki. Rasakan dan nikmati hidup kita sendiri. Tentunya hidup ini akan jauh lebih bahagia. Nah, sekarang semua pilihan ada ditangan kita. Terserah mau memilih yang mana?

v

Bandung 27 Muharam 1428 H

8: 32 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar