Selasa, 18 Mei 2010

Bahaya membawa Berkah

Dulu, aku tak pernah menyadari betapa berartinya waktu yang kita lalui. Hidupku hanya dihabiskan untuk segala hal yang sia-sia dan tak berguna. Kadang terbersit perasaan ingin bertobat atas semua kelalaian yang telah kulakukan. Sampai, pada suatu hari setelah berwudhu aku merasa heran karena air wudhu yang kuseka itu tak kunjung berhenti dan mengering. Dan betapa paniknya aku setelah menyadari kalau yang mengalir deras itu bukanlah air melainkan darah segar dari kedua hidungku. Belakangan aku baru mengetahui kalau aku mengidap penyakit ‘Jantung’.

Semenjak peristiwa itu, tidak lama kemudian aku diterima bekerja disebuah Perusahaan Swasta sebagai karyawan kontrak dengan gaji yang cukup tinggi. Disamping aku tetap berusaha mengobati penyakit itu dengan biaya yang tidak sedikit. Aku juga belum bisa meninggalkan kebiasaan buruk seperti berhura-hura atau berfoya-foya.

Ternyata semua kemudahan dan kelapangan yang kudapatkan adalah bagian dari ujian Allah kepadaku. Sayang aku gagal menjalaninya. Hingga pada akhirnya masa kontrak kerja pun habis. Untuk memperpanjangnya, setiap karyawan harus memiliki tubuh yang sehat serta tidak mengidap menyakit apapun. Tentu saja aku dapat memenuhi semua persyaratan itu karena penyakit yang kuderita ini dan harus rela kehilangan pekerjaan tersebut.

Kali ini aku benar-benar ingin bertobat. Secara kebetulan ada salah seorang teman yang rajin mengikuti sebuah pengajian. Mulanya aku hanya ikut-ikutan tapi lama kelamaan menjadi ambil bagian didalamnya.

Alhamdulillah, tidak berapa lama kemudian, aku mendapatkan kembali sebuah pekerjaan. Walaupun hanya menjadi seorang tehnisi listrik dengan gaji yang tidak seberapa. Namun aku sangat menikmatinya. Pada suatu hari selepas sholat Dhuhur, aku masih mengenakan sandal. Biasanya saat sedang bekerja aku selalu menggunakan sepatu agar terhindar dari sengatan listrik.

Dan.. sebuah resiko yang selama ini kutakutkan pun terjadi. Tiba-tiba saja aku tersengat listrik, semua oang panik. Tapi tidak bagiku, aku malah merasa tenang dan lega. Aku kemudian dilarikan ke Rumah Sakit dan ditangani oleh tim medis. dokter yang menanganiku merasa heran dan mengatakan kalau penyakit jantung ini telah sembuh, Alhamdulillah…

Memang benar, sebesar apapun nikmat yang kita dapatkan jika kita tidak bisa bersyukur semuanya tidak akan berati. Namun, jika kita dapat bersyukur pada nikmat sekecil apapun itu akan terasa lebih berarti dan berharga.

v

Bandung 26 Desember 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar