Senin, 17 Mei 2010

Membaca akan Membuka Cakrawala

IQRA… bacalah dengan nama Tuhanmu!

Begitulah Rasulullah SAW mulai diperkenalkan dengan wahyu pertamanya melalui Malaikat Jibril. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa membaca itu memiliki peranan penting bagi kemajuan kecerdasan seseorang.

Dengan membaca kita akan mengetahui hal-hal yang belum kita ketahui sebelumnya, dengan membaca kita akan merasakan apa yang belum pernah kita rasakan sebelumya serta dengan membaca pula kita dapat mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Maka tidaklah mengherankan apabila dengan membaca akan membuka cakrawala pengetahuan.

Lagipula kegbeliautan membaca ini tidak menyita waktu yang cukup lama serta energi yang banyak. Kegbeliautan ini bisa kita lakukan kapan dan dimana saja. Dalam keadaan santai, saat beristirahat, dalam perjalanan ataupun saat terjebak dalam kemacetan. Aktifitas ini masih dapat kita lakukan.

Sekarang cobalah kita tengok sejenak kehidupan masyarakat di negeri Sakura sana. Mereka selalu menyempatkan diri untuk membaca dalam situasi dan kondisi apapun. Disaat sedang berada dalam perjalanan di kereta, atau bahkan sambil berjalan kaki sekalipun. Kebbeliausaan seperti ini adalah hal yang lumrah. Berbeda dengan kebbeliausaan kita di Indonesbeliau. Apabila ada seseorang yang melakukan kebbeliausaan seperti itu tentunya akan dbeliaunggap sebagai orang aneh atau bahkan bisa dbeliaunggap sebagai orang sinting.

Sebutlah salah satu penyair besar Madura D Zawawi Imran. Ditengah keterbatasan sarana yang diakibatkan kemiskinan yang menderanya dan keterbelakangan kampung halaman tempat beliau dilahirkan dan dibesarkan, beliau terus berjuang.

Betapa tidak, ditengah kemiskinan wawasan, rendahnya pendidikan, tidak adanya sarana bacaan, Zawawi rela berjalan kaki berpuluh kilometer ke kota kecamatan hanya untuk bisa membaca ‘koran’ satu-satunya yang menempel pada dinding kantor kecamatan. Hal ini dilakukannya setiap hari.

Kenapa? Karena dari koran itulah satu-satunya informasi yang bisa beliau dapatkan pada masa itu. Beliau percaya “Kalau sesuatu yang diperjuangkan dengan benar-benar pasti akan ada hasilnya…,”

Benar saja, apa yang selama ini beliau perjuangkan telah membuahkan hasil. Kini, beliau tidak hanya dikenal sebagai seorang penyair melainkan sebagai seorang penulis esei yang handal, penulis opini yang piawai, budayawan yang rendah hati serta penulis ratusan buku. Dari mulai puisi, cerita anak, kumpulan esai hingga kajian agama.

Saat ini dimana perkembangan jaman sudah semakin pesat, ratusan ribu media mulai dari buku, koran ataupun majalah telah menyerbu sudut-sudut pulau terkecil diseluruh pelosok tanah air. Minimal, buku-buku itu telah menyerbu perpustakaan sekolah hingga tingkat Sekolah Dasar.

Akan tetapi, dari sekian banyak media yang terbuka dan menyerbu setiap sudut itu, masih jarang yang mau memanfaatkan kesempatan ini. Apresiasi masyarakat untuk membaca masih sangat minim sekali.

Untuk ukuran generasi muda saja, hanya sebagian kecil yang masih mau melestarikan budaya membaca. Itupun sebatas hal-hal yang menghibur seperti novel atau cerita bergambar. Mereka masih menganggap kalau membaca adalah aktifitas yang sangat membosankan, tidak menarik dan kurang menantang. Padahal, apabila sudah terbiasa, mereka akan menemukan dunia lain yang belum pernah mereka kunjungi serta akan terhanyut didalamnya.

Sayang, masyarakat Indonesia masih beranggapan kalau orang yang senang membaca itu selalu diidentikkan dengan seseorang berpenampiln culun yang tidak tahu apa-apa, kurang gaul serta mengenakan kacamata tebal. Padahal tanggapan seperti ini tidak selamanya benar. Kita tidak bisa menghakimi seseorang hanya dengan melihat penampilan luarnya saja karena semua itu belum tentu terbukti kebenarannya.

Pernahkah anda mendengar, ada seorang anak penjual koran bisa mendapatkan hadiah milyaran rupiah hanya karena dirinya mampu menjawab sebuah pertanyaan yang diajukan dalam kuis yang diadakan di salah satu televisi swasta di tanah air?

Oleh sebab itu, membaca memberikan peranan yang sangat penting bagi kecerdasan seseorang. Tidak peduli asal usulnya…, tidak peduli latar belakangnya…, tidak peduli tinggi maupun rendah pendidikannya…, tapi kalau orang itu rajin membaca, tidaklah mengherankan apabila kemampuan yang dimilkinya bisa melebihi kemampuan orang yang berpendididkan sekalipun. Jadi mau sampai kapan anda masih malas untuk membaca??

v

· Sumber: Annida No.5/ XVI/ 15 Januari – 15 Pebruari 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar