Kalo beberapa tahun silam kita pernah mendengar senandung
‘september ceria’, kayaknya Kapak Ibrahim perlu meliris sebuah lirik baru
seperti Oktober kelabu, kejutan oktober atau yang semacamnya. Sebab dibulan
Oktober ini banyak kejadian yang menimpa rekan - rekan kita di Flp Bandung.
Ayo kita simak penuturannya.
Tedee Xumma
= Buka Bersama 6 Oktober 2007
Selama ini dia adalah salah
satu orang yang paling dekat denganku. Mungkin, orang lain menafsirkan ada hal
lain diantara kita, terserah..!
Mungkin juga dikarenakan hari lahir kita yang berdekatan hingga kita memiliki
banyak kesamaan, baik itu dari cara pandang ataupun cara berpikir. Sayangnya,
dalam masyarakat kita persahabatan antar genre yang berbeda selalu mengundang
fitnah, biarkan saja.
Untuk urusan cinta? Maaf,
selama ini kami tak pernah membahas hal yang satu ini. Obrolan kita hanya
seputar tentang dunia kepenulisan dan masalah kesulitan hidup. Apapun hal yang
kita bahas pasti berujung pada satu muara yaitu sama-sama gak punya duit.
“..Duh, kenapa jadi sedih begini?”
“..Iya, ganti cerita, ah! Jangan yang
sedih-sedih, jadi ikutan sedih nih!”
Seperti biasanya, kebersamaan ini selalu disertai dengan
keceriaan. Tapi semua keceriaan itu pun pupus saat dia berpamitan akan pergi ke
kota lain.
Tentu saja kabar ini membuatku kaget.
Seribu musuh bisa aku dapatkan
dalam sekejap. Namun seorang sahabat, dalam lima.. atau sepuluh tahun pun belum tentu
bisa aku dapatkan. Aku semakin bersedih hati kehilangannya.
Kini, takkan ada lagi ada lagi
orang yang selalu nanya bila aku bolos dari pertemuan rutin, takkan ada lagi
teman curhat karena gagal lagi mendapat pekerjaan, takkan ada lagi teman
pulang, serta takkan ada lagi orang selalu mendukung aku agar tetap istiqomah
‘nulis’. Padahal saat ini aku benar-benar membutuhkan dukungannya agar bisa
tetap bertahan di FLP-Bandung
Mungkin, semua itu sudah
menjadi pilihan terbaik Allah bagi dirinya. Bukankah dalam setiap pertemuan
selalu ada perpisahan. Aku yakin, tanpa dirinya aku akan baik-baik saja. Aku
yakin, aku akan mendapatkan pengganti yang lebih baik darinya.
Hendra Veejay
= H-2 Idul Fitri, 11 Oktober 2007
Jelang sahur, aku dikagetkan dengan sebuah
sms yang baru kubaca
“.. teman kita Hendra
tabrakan senin lalu. Bagi yang mau ikut nengok ditunggu di Mesjid Raya Ujung
Berung jam 12 siang..”
Dari : Wildan Nugraha
Dikirim 00.00
Innalilahi, k’ Hendra? Sahurku jadi
tak menentu. Cemas, kaget dan tentunya khawatir. Hmm, gimana keadaan k’ Hendra
ya? Mana mau lebaran lagi! Terus bayinya gimana? mudah-mudahan gak kenapa-napa.
Musibah itu memang tidak bisa diduga.
Selepas lebaran ini tersebar
kabar kalau k’’Hendra terpaksa melalui lebaran dengan muka bengkak sebelah plus
beberapa gigi ikut bergeser akibat tabrakan itu. Tapi sekarang udah gak pa pa,
cenah!
Lian Kagura
= H + 7 Idul Fitri, 21 Oktober 2007
Dalam suatu siang yang panas,
tiba-tiba ponselku bersuara nyaring. Eh ternyata, semua itu kerjaan sahabatku
yang iseng. Biasa tu anak, kalo lagi kumat isengnya semua no yang ada
diponselnya sengaja di miss call in.
Selang beberapa detik
kemudian, ada sebuah sms masuk. Mulanya aku cuexin aja, paling kerjaan tu anak.
Tapi daripada penasaran, aku mulai membuka sms itu.
“…ayo terus lebih semangat
beribadah! Ramadhan sebentar lagi meninggalkan kita. Ayo terus tingkatkan
kualitas dan kuantitas ibadah kita. Ayo semangat!”
Dari : Lian Kagura
Dikirim 13: 25
Benar juga, biasanya beberapa
hari menjelang lebaran konsentrasi kita sudah mulai terpecah pada lebaran.
Padahal, saat itu adalah moment penting untuk dikabulkannya do’a kita.
Tapi, aku mencium sesuatu yang
tak beres. Tumben tu anak kirim sms, biasanya kan balas sms pun jarang. Aneh!
Jangan-jangan telah terjadi sesuatu padanya! Ah, mungkin dia lagi menebar kebaikan,
kali! Kan
mumpung lagi Ramadhan!
Selang beberapa hari kemudian…
Di minggu pagi yang cerah. Untuk kali keduanya aku dikagetkan
oleh sebuah sms kembali.
“..teman kita Lian masuk
RS PMI Bogor.
Bagi yang mau ikut nengok ditunggu di Leuwi Panjang jam 6 pagi..”
Dari Nanda
Dikirim 22: 25
Haah, tu anak kenapa? Sakit
apa kecelakaan? Keliatannya serius sampe masuk RS segala. Aku jadi ikutan
cemas, abis beritanya gak jelas banget. Kata Nanda dia cuma kecapean, tapi
teman-teman kita yang jenguk ke Bogor gak sempet
nemui Lian di Bogor soalnya udah dibawa ke Jakarta.
Katanya Lian kena
typus akut, RS di Bogor udah angkat
tangan makanya dipindahin ke Jakarta.
Disusul ke Jakarta
ternyata masih gak ketemu juga, katanya udah dibawa Ua nya yang kebetulan
mempunyai teman seorang dokter dari Singapura. Tapi katanya lagi sekarang udah
ada di Bandung karena masih harus chek up setiap minggunya di RS di Bandung.
“???” aku semakin
bingung.
Duh, Lian…Lian, sebenernya kamu itu sakit apa seeh? Sampe
berpindah-pindah segala.
Namun, disaat kita semua
benar-benar mengkhawatirkan keadaannya, tiba-tiba saja dia muncul dalam
pertemuan rutin kami tanpa warna merah menyertainya. Ketika kami tanya tentang
kemana warna merahnya, ia hanya berujar
“..maaf, kata dokter
warna merah gak cocok untuk saya..”
“..Uuh, cape deh!”
Syukurlah, ternyata dia masih baik-baik saja, buktinya dalam
sakit masih aja ngaco!
Aurasinai
= kamisan ke..sekian, 25 Oktober 2007
Selepas lebaran ini, kami
mendapati Sekertaris Umum Flp- Bandung menghilang. Kemana? Katanya sih dia
mendapatkan tawaran kerja di salah satu majalah Islami terkemuka di Jakarta untuk menjadi
seorang redaktur. Redaktur? Hmm,
kereen..!
Flp-Bandung memang masih
membutuhkannya, tapi apabila dia mendapatkan pekerjaan yang cukup menjanjikan
seperti itu, bagus kan?
Siapa tahu naskah kita memiliki banyak peluang untuk dimuat. (amien..)
Semua peristiwa itu membuat kami semua merenung, kira-kira
hikmah apa yang telah diberikan Allah dibalik semua ini. Kami tak pernah tahu
rencana-Nya karena kami belum terlalu dekat dengan-Nya.
Allahu Alam Bishowab,
v
Thanks
to Redaksi Embun
November
‘07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar