Senin, 13 Februari 2012

Andai Dia tahu


Kayaknya udah jadi rahasia umum di FLP Bandung, kalo dalam setiap acara kamisan rutin meluncur sebuah pertanyaan seperti ini “lho, T’Syfa kenapa belon pulang? (Uuh, cape deh!).
Pada awalnya, aku merasa terganggu dengan celutukannya yang nyelekit itu.                                               Usut punya usut ternyata semua itu cuma basa-basi aja tho! Katanya, cara penyambutan dirinya kepada setiap orang beda-beda. Biar lebih familiar cenah..
Sejak awal bergabung dengan FLP-Bandung, membawa perubahan cukup besar bagi kehidupanku. Di FLP aku baru merasakan kehidupan yang bebas dan indah ini. Bisa bercanda, tertawa, ceria, melepas semua beban yang tengah menghimpit. Dan yang paling penting, bisa bertemu dengan orang-orang yang selalu mendukungku agar tetap rajin ‘nulis’.

Andai dia tau…
Kalau selama ini Orang Tuaku menganggap kalau ‘aktifitas menulis’ itu hanyalah sebuah kegiatan yang membuang-buang energi dan waktu serta hanya menumpuk-numpuk kertas saja tak berguna.

Andai dia tau…
Untuk bisa hadir dalam suatu kamisan saja, aku perlu mencari 1001 alasan yang masuk akal agar bisa mendapat ijin untuk pergi. Mungkin ada yang berkomentar “Masa sih, jaman sekarang masih ada Orang Tua yang otoriter seperti itu! Kita kan udah gede,”. Buktinya, masih ada bukti kongkrit, aku…!

Andai dia tau…
Aku hanya bisa mengerjakan semua tulisan ini kala semua orang di rumah telah terlelap dalam mimpi. Ya, mesti bisa manfaatkan waktu sebaik-baiknya…
Kalau mereka tahu pasti takkan pernah mengijinkannya dengan berbagai macam alasan seperti  biaya service kalau rusak mahal lah, bayar listrik mahal lah, dan masih banyak alasan lainnya.

Andai dia tau…
Semua itu terasa berat. Selama ini aku terus berusaha mempertahankan jalan hidup yang telah kupilih dengan apapun resiko yang harus kuhadapi. Walaupun aku tak pernah tahu ‘apakah aku bisa tetap bertahan dikemudian hari?’

Andai dia tau…
Aku tak ingin membuatnya merasa bersalah atau menyesal atas perlakuannya padaku setelah dia mengetahui keadaanku yang sebenarnya. Sudahlah, biarkan semuanya berlalu..
Yang terpenting, sekarang…tetap berusaha mewujudkan impian menjadi seorang penulis tanpa menentang keinginan Orang Tua serta bisa memaafkan orang lain yang berbuat usil bin jail pada kita. Memaafkan memang sulit, tapi apa salahnya kalau kita mulai coba?
Itu saja…
v      
                                                                                         Kamisan ke…sekian
            7 Juni 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar