Kayaknya udah jadi rahasia umum di FLP Bandung, kalo dalam setiap acara kamisan
rutin meluncur sebuah pertanyaan seperti ini “lho, T’Syfa kenapa belon pulang? (Uuh, cape deh!).
Pada awalnya, aku merasa terganggu dengan celutukannya yang
nyelekit itu.
Usut punya usut ternyata semua itu cuma basa-basi aja tho! Katanya, cara
penyambutan dirinya kepada setiap orang beda-beda. Biar lebih familiar cenah..
Sejak awal bergabung dengan FLP-Bandung, membawa perubahan cukup
besar bagi kehidupanku. Di FLP aku baru merasakan kehidupan yang bebas dan
indah ini. Bisa bercanda, tertawa, ceria, melepas semua beban yang tengah
menghimpit. Dan yang paling penting, bisa bertemu dengan orang-orang yang
selalu mendukungku agar tetap rajin ‘nulis’.
Andai dia tau…
Kalau selama ini Orang Tuaku menganggap kalau ‘aktifitas
menulis’ itu hanyalah sebuah kegiatan yang membuang-buang energi dan waktu
serta hanya menumpuk-numpuk kertas saja tak berguna.
Andai dia tau…
Untuk bisa hadir dalam suatu kamisan saja, aku perlu mencari
1001 alasan yang masuk akal agar bisa mendapat ijin untuk pergi. Mungkin ada
yang berkomentar “Masa sih, jaman
sekarang masih ada Orang Tua yang otoriter seperti itu! Kita kan udah gede,”.
Buktinya, masih ada bukti kongkrit, aku…!
Andai dia tau…
Aku hanya bisa mengerjakan semua tulisan ini kala semua orang di
rumah telah terlelap dalam mimpi. Ya, mesti bisa manfaatkan waktu
sebaik-baiknya…
Kalau mereka tahu pasti takkan pernah mengijinkannya dengan
berbagai macam alasan seperti biaya
service kalau rusak mahal lah, bayar listrik mahal lah, dan masih banyak alasan
lainnya.
Andai dia tau…
Semua itu terasa berat. Selama ini aku terus berusaha
mempertahankan jalan hidup yang telah kupilih dengan apapun resiko yang harus
kuhadapi. Walaupun aku tak pernah tahu ‘apakah aku bisa tetap bertahan
dikemudian hari?’
Andai dia tau…
Aku tak ingin membuatnya merasa bersalah atau menyesal atas
perlakuannya padaku setelah dia mengetahui keadaanku yang sebenarnya. Sudahlah,
biarkan semuanya berlalu..
Yang terpenting, sekarang…tetap berusaha mewujudkan impian
menjadi seorang penulis tanpa menentang keinginan Orang Tua serta bisa
memaafkan orang lain yang berbuat usil bin jail pada kita. Memaafkan memang sulit,
tapi apa salahnya kalau kita mulai coba?
Itu saja…
v
Kamisan ke…sekian
7 Juni 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar