Senin, 13 Februari 2012

enEkaAte


Ibarat sebuah jodoh yang datang tanpa diduga. Kapan, dimana dan siapa saja yang akan menjadi jodoh kita. Begitu pula awal perkenalanku dengan FLP-Bandung.
April 2004, aku bertekad untuk hijrah dari kehidupanku sebelumnya. Berharap menjadi pribadi yang memiliki arti bagi orang-orang di sekitarku dan tak ingin terbayang masa lalu. “…Biarlah kemarin kita jadikan sejarah, sekarang kita jadikan kenyataan dan hari esok kita jadikan cita-cita…,”
Beberapa bulan kemudian secara kebetulan, salah seorang teman mengenalkanku pada sebuah majalah remaja Islami terbitan terbaru, ‘menarik’ katanya. Hal itulah yang membuatku penasaran untuk membacanya pula. Didalamnya terdapat sebuah cerpen yang cukup menarik perhatianku. Apalagi setelah tahu kalau penulisnya berasal dari kota bandung juga serta menjadi salah seorang anggota Forum Lingkar Pena-Bandung. (Hmm, apa itu? Sepertinya berkaitan dengan dunia kepenulisan. Jadi penasaran ingin gabung juga…) tapi rasanya mustahil dengan keadaanku yang seperti ini… Lalu aku memberanikan diri untuk menulis sepucuk surat kepadanya. Sungguh di luar dugaan ternyata dia itu orangnya baik dan ramah serta mau membalas suratku. Dia bercerita banyak mengenai FLP termasuk pertemuan rutin ‘kamisan’ di Salman-ITB. Sampai sekarang dia masih menjadi sahabat penaku walau kini kami dipisahkan oleh dua kota yang berbeda.
Selama 1 tahun lamanya aku menimbang-nimbang untuk bergabung. Dari alasan tehnis sampai alasan non tehnis lainnya yang membuatku merasa minder untuk bergabung dengan komunitas seperti ini. Tapi kalau hanya menyerah begitu saja pada takdir, apa artinya tekad hijrah diatas? Bukankah Allah tidak akan mengubah nasib kita sebelum kita berusaha untuk mengubahnya sendiri. Aku yakin Allah tidak akan membiarkan aku sendirian menghadapi semua ini, kan??
Januari 2006, aku memberanikan diri untuk datang ke pertemuan rutin ‘kamisan’. NEKAT…tanpa kenal seorang pun tanpa tahu tempat itu sebelumnya. Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Salman-ITB.
Disaat aku sedang terpuruk sendiri dalam sepi, FLP telah mengenalkanku tentang persahabatan dan kehidupan yang terasa semakin indah dan berarti. Di FLP juga aku belajar menulis dengan serius. Menulis sudah menjadi semangat hidup, tanpanya hidupku terasa hampa dan sia-sia.
Kesan pertamaku untuk FLP-Bandung…’aneh bin unik’ Kenapa? Ya karena aku baru menemukan komunitas yang seperti ini. Orang-orangnya baik, ramah dan juga sederhana. Kebersamaan yang tulus tanpa mengutamakan penampilan namun di balik semua kesederhanaan itu mereka memiliki potensi luar biasa. Hal itulah yang membuatku betah dan tetap bertahan di dalamnya. Aku suka ‘orang-orang biasa yang luar biasa.’ Lagipula tiap aktifisnya memiliki ciri khas tersendiri, misalnya:
K’ Adew, ustadz Ledeng yang kocak
Chi, yang selalu miliki ide brilian dalam setiap tulisannya
Fitri yang suka bintang
K’ Lian yang suka warna merah dan ngefans berat ama pelangi
Nanda yang suka coklat Toblerone (awas sakit gigi atau jerawatan lho!)
Noel yang suka motret apa aja, siapa aja dan kapan aja 
K’ Teede, suka ngemil yang maniez 
K’ Wildan pa’ketu terpilih kita yang mampu merangkai kata indah dan menembus Koran Tempo, selamat ya!!

Maaf, teman-teman yang gak kusebut disini tapi tetep kalian pasti punya keunikan tersendiri. Bener kan?
Mmm, kalau begitu aku juga pasti memiliki keistimewaan atau keunikan lainnya dong!! Hhh, apa ya? Rasanya ini adalah bagian tersulit yang harus kujawab. Menilai diri sendiri memang sulit hanya orang-orang di dekatku saja yang bisa menilai aku ini orangnya seperti apa. Tapi ya sejauh ini hanya satu hal yang kumiliki yaitu NEKAT he..he..
Ya tanpa lima huruf diatas hidupku tidak akan berubah seperti sekarang. Aku sungguh bersyukur atas karunia Allah yang satu ini. Inget ya, teman-teman ”kalo karunia dan nikmat Allah itu tak selalu bisa diukur dengan materi..”
Siapa yang menyangka kalau aku bisa sanggup bertahan sampai sejauh ini. Seberat apapun halangan yang menghadang, sesulit apapun resiko yang harus ditempuh untuk mewujudkan impian dan cita-cita karena “…cita-citaku bukanlah mimpi namun suatu hal yang patut kuperjuangkan….”  Setuju??
Allahu Alam Bishowab,
    
Penghujung Juni 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar