Ibarat sebuah jodoh yang datang tanpa diduga. Kapan, dimana dan
siapa saja yang akan menjadi jodoh kita. Begitu pula awal perkenalanku dengan
FLP-Bandung.
April 2004, aku bertekad untuk hijrah dari kehidupanku
sebelumnya. Berharap menjadi pribadi yang memiliki arti bagi orang-orang di
sekitarku dan tak ingin terbayang masa lalu. “…Biarlah kemarin kita jadikan sejarah, sekarang kita jadikan kenyataan
dan hari esok kita jadikan cita-cita…,”
Beberapa bulan kemudian secara kebetulan, salah seorang teman
mengenalkanku pada sebuah majalah remaja Islami terbitan terbaru, ‘menarik’
katanya. Hal itulah yang membuatku penasaran untuk membacanya pula. Didalamnya
terdapat sebuah cerpen yang cukup menarik perhatianku. Apalagi setelah tahu
kalau penulisnya berasal dari kota bandung juga serta menjadi
salah seorang anggota Forum Lingkar Pena-Bandung. (Hmm, apa itu? Sepertinya
berkaitan dengan dunia kepenulisan. Jadi penasaran ingin gabung juga…) tapi
rasanya mustahil dengan keadaanku yang seperti ini… Lalu aku memberanikan diri
untuk menulis sepucuk surat
kepadanya. Sungguh di luar dugaan ternyata dia itu orangnya baik dan ramah
serta mau membalas suratku. Dia bercerita banyak mengenai FLP termasuk
pertemuan rutin ‘kamisan’ di
Salman-ITB. Sampai sekarang dia masih menjadi sahabat penaku walau kini kami
dipisahkan oleh dua kota
yang berbeda.
Selama 1 tahun lamanya aku menimbang-nimbang untuk bergabung.
Dari alasan tehnis sampai alasan non tehnis lainnya yang membuatku merasa minder untuk bergabung dengan komunitas
seperti ini. Tapi kalau hanya menyerah begitu saja pada takdir, apa artinya
tekad hijrah diatas? Bukankah Allah tidak akan mengubah nasib kita sebelum kita
berusaha untuk mengubahnya sendiri. Aku yakin Allah tidak akan membiarkan aku
sendirian menghadapi semua ini, kan??
Januari 2006, aku memberanikan diri untuk datang ke pertemuan
rutin ‘kamisan’. NEKAT…tanpa kenal
seorang pun tanpa tahu tempat itu sebelumnya. Untuk pertama kalinya aku
menginjakkan kaki di Salman-ITB.
Disaat aku sedang terpuruk sendiri dalam sepi, FLP telah
mengenalkanku tentang persahabatan dan kehidupan yang terasa semakin indah dan
berarti. Di FLP juga aku belajar menulis dengan serius. Menulis sudah menjadi
semangat hidup, tanpanya hidupku terasa hampa dan sia-sia.
Kesan pertamaku untuk FLP-Bandung…’aneh bin unik’ Kenapa? Ya
karena aku baru menemukan komunitas yang seperti ini. Orang-orangnya baik,
ramah dan juga sederhana. Kebersamaan yang tulus tanpa mengutamakan penampilan
namun di balik semua kesederhanaan itu mereka memiliki potensi luar biasa. Hal
itulah yang membuatku betah dan tetap bertahan di dalamnya. Aku suka
‘orang-orang biasa yang luar biasa.’ Lagipula tiap aktifisnya memiliki ciri
khas tersendiri, misalnya:
K’ Adew, ustadz Ledeng yang kocak
Chi, yang selalu miliki ide brilian dalam setiap tulisannya
Fitri yang suka bintang
K’ Lian yang suka warna merah
dan ngefans berat ama pelangi
Nanda yang suka coklat Toblerone
(awas sakit gigi atau jerawatan lho!)
Noel yang suka motret apa aja, siapa aja dan kapan aja
K’ Teede, suka ngemil yang maniez
K’ Wildan pa’ketu terpilih kita yang mampu merangkai kata indah
dan menembus Koran Tempo, selamat ya!!
Maaf, teman-teman yang gak kusebut disini tapi tetep kalian
pasti punya keunikan tersendiri. Bener kan?
Mmm, kalau begitu aku juga pasti memiliki keistimewaan atau
keunikan lainnya dong!! Hhh, apa ya? Rasanya ini adalah bagian tersulit yang
harus kujawab. Menilai diri sendiri memang sulit hanya orang-orang di dekatku
saja yang bisa menilai aku ini orangnya seperti apa. Tapi ya sejauh ini hanya
satu hal yang kumiliki yaitu NEKAT he..he..
Ya tanpa lima
huruf diatas hidupku tidak akan berubah seperti sekarang. Aku sungguh bersyukur
atas karunia Allah yang satu ini. Inget ya, teman-teman ”kalo karunia dan nikmat Allah itu tak selalu bisa diukur dengan
materi..”
Siapa yang menyangka kalau aku bisa sanggup bertahan sampai
sejauh ini. Seberat apapun halangan yang menghadang, sesulit apapun resiko yang
harus ditempuh untuk mewujudkan impian dan cita-cita karena “…cita-citaku bukanlah mimpi namun suatu hal
yang patut kuperjuangkan….” Setuju??
Allahu Alam
Bishowab,
Penghujung
Juni 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar