Kalau
biasanya, hari-hari Ramadhanku selalu dipenuhi dengan berbagai aktifitas yang
menyita waktu. Hingga akhirnya, Ramadhan pun usai tanpa terasa. Tapi kali ini, Ramadhanku
terasa beda dari biasanya.
Meski
sudah menginjak hari kelima Ramadhan, tak ada satu pun jadwal kegiatan yang sudah
masuk dalam agendaku. Rutinitas harianku hanya sebatas mempersiapkan menu sahur
dan berbuka puasa bagi kami sekeluarga.
Maka,
ketika salah seorang sahabat di FlpBandung mengajakku untuk berbuka puasa
bersama pada tanggal 29 Juli nanti di Saung Awi – Gegerkalong, aku setuju saja.
Rasanya, sudah cukup lama aku tidak bersilaturahmi dengan mereka.
Beberapa
hari berselang, aku juga mendapat info tentang sebuah acara B4 Beduk Ramadhan
1433H yang digagas oleh pak Bambang Trim. Acara ini terselenggara atas
kerjasama antara Dixigraf Publishing Service, Penerbit Pandu Aksara serta toko
buku Gramedia.
Sebenarnya
acara tersebut sudah diadakan lebih dulu di Gramedia Depok pada tanggal 22 Juli
lalu. Nah kali ini, giliran Bandung mendapatkan kesempatan yang sama di Gramedia
Merdeka pada tanggal 29 Juli ini.
Waah,
kesempatan emas nih! Kapan lagi ada pelatihan gratis oleh salah seorang
praktisi perbukuan Nasional. Bukan hanya itu, tempat pelaksanaannya tidak
begitu jauh dari rumah. Hanya cukup sekali naik angkot dan membutuhkan waktu
sekitar 30 menit saja.
Tanpa
berpikir panjang, aku langsung mendaftar. Apalagi jumlah pesertanya yang
dibatasi hanya 40 orang. Untunglah, masih ada tempat tersisa untukku. Fuih, aku menarik nafas lega. Tapi kenapa
masih ada yang terasa mengganjal di hatiku. Apa ya?
Ya
Ampuun, bukannya pada tanggal segitu aku sudah membuat janji lebih dulu dengan
teman-teman di FlpBandung? Ah, kenapa aku bisa jadi pelupa seperti ini? Lalu
sekarang, sebaiknya aku pilih yang mana? Rasanya, kedua acara itu sama-sama
penting untukku.
Hhh,
apa aku menyusul saja? Selepas acara B4 BEDUK usai, aku langsung menuju ke
Saung Awi. Tapi kan, jalanan sekitar daerah Setiabudhi, Cipaganti selalu macet
di akhir pekan. Apalagi saat-saat menjelang waktu berbuka puasa, kemacetan
sudah tidak bisa dihindari lagi pastinya.
Lagipula,
jarak antara jalan Merdeka dengan daerah gegerkalong itu cukup jauh. Apa
mungkin aku bisa tiba di sana hanya dalam waktu 30 menit? Rasanya sungguh
mustahil. Kalau sudah begitu, lalu aku bakal berbuka puasa dimana nanti?
Palingan,
aku bakal tiba di sana ketika orang lain tengah bersiap melaksanakan shalat Tarawih.
Apalagi katanya, Saung Awi ini berada dalam kawasan pesantren Darut Tauhid
yang terkenal. Aku langsung menutup muka.
Tak cukup
sampai di situ, aku juga harus mampu memprediksi. Kira-kira, hingga jam berapa
kami berada di Saung Awi? Sementara itu, aku tak bisa berlama-lama bersama
mereka. Aku harus segera pulang dan siap
terjaga mulai pukul dua dini hari.
Dengan
berbagai pertimbangan inilah, aku memilih ikut acara B4 BEDUK bersama pak
Bambang Trim di Gramedia – Merdeka saja. Sebaiknya, aku segera meminta maaf
pada teman-teman di FlpBandung.
****
Satu
hari menjelang acara berlangsung, pak Bambang Trim masih mencari seorang moderator
untuk acaranya. Dengan iming-iming, akan mendapatkan berbagai keuntungan. Diantaranya:
bisa mempromosikan dirinya, mendapat posisi strategis untuk berfoto, mendapat
honor serta mendapat kesempatan mengerjakan proyek bersama beliau.
Sungguh,
aku begitu tergiur dengan tawarannya yang menggoda. Hanya saja, aku belum
pernah menjadi seorang moderator sekalipun. Entah kenapa, tangan ini tergerak
untuk segera menulis pesan singkat padanya. Benar saja, dugaanku. Beliau malah
menyangka aku bersedia menjadi moderator untuk acaranya. Padahal sebenarnya,
aku hanya ingin menyapa beliau saja.
Pak
Bambang bilang, apa salahnya kalau dicoba. Format acaranya juga sederhana,
santai saja. Ah, benar juga. Kapan lagi aku punya kesempatan langka seperti
ini. Apa salahnya aku coba, itung-itung uji nyali. :D
Hingga
akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Aku tiba di tempat acara dengan
hati berdebar. Bagaimana kalau acara tersebut malah jadi kacau balau gara-gara
aku. Ditambah tempat acaranya yang sangat strategis, membuat nyaliku bertambah
ciut.
Meski pada awalnya, hampir
semua yang hadir itu perempuan, tapi lambat laun para lelaki pun mulai berdatangan. Ruangan yang
sempit pun menjadi penuh sesak hingga ke dekat pintu.
Di luar
dugaan, sebagian besar para pesertanya ternyata teman-temanku di Forum Penulis Bacaan
Anak. Sehingga aku tidak merasa canggung dan kaku lagi. Acara pun berlangsung
dengan seru. Bahkan hingga acara hampir berakhir, masih banyak doorprize yang
belum dibagikan. Semua berjalan dengan lancar, Alhamdulillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar