Minggu, 02 Oktober 2016

Urusan Hate Moal Pahili

Ini adalah kisah sederhana, yang sayang untuk dilewatkan. Hanya ada satu, diantara sekian ribu. Tentang seseorang yang memperjuangkan cintanya..
Di suatu siang selepas lebaran, ada seorang wanita paruh baya datang bertamu ke rumahku. Rasanya, baru kali ini aku melihatnya. Aku tidak mengenalnya, lalu siapa dia sebenarnya? Untunglah kakak perempuanku mengenalnya.

Ternyata, dia adalah seseorang yang telah dikenal keluarga kami, puluhan tahun silam. Aku belum lahir, saat dia sering datang berkunjung ke rumah kami. Ooh, pantas saja aku tidak mengenalnya, hhee.. Lalu, apa tujuannya datang kemari?

Rupanya, tujuannya masih tetap sama seperti puluhan tahun silam. Ingin menemui cinta pertamanya, yang tak lain adalah saudara sepupuku, seorang kakek dengan lima orang anak dan empat cucu. Dulunya, dia memang tinggal disebelah rumah kami. Tapi sekarang, saudara sepupuku sudah tinggal di tempat lain.

"Syukurlah, kalau masih ada di kota ini. Mmm, boleh minta alamatnya yg sekarang?" pintanya.
"Siapa tahu ada waktu dan bisa mampir kesana," lanjutnya lagi.
Sementara aku dan kakakku saling berpandangan heran. Apalagi yang akan dilakukannya sekarang? Mungkinkah dia berani datang ke rumah saudara sepupuku itu? Kami hanya bisa menduga-duga.
"Kalau alamat lengkapnya, kami tidak begitu tahu. Tapi rumahnya, berada tepat di depan sebuah SMK favorit di kota ini," ujar kakak perempuanku mencoba menengahi.

Beberapa menit kemudian, keduanya sudah mengobrol dengan akrab. Dari obrolan mereka, tampak sekali dia berusaha mencari-cari informasi tentang cinta pertamanya itu sedetil mungkin. Karena tidak begitu paham dengan obrolan keduanya, aku lebih tertarik menonton info mudik yang ada di televisi.

Sungguh, aku salut dengan perjuangannya. Tapi jodoh itu ditangan Allah, sekuat apapun manusia berusaha, tetap saja Allah yang menentukan hasilnya. Yaa... seperti kisah wanita paruh baya tadi, dia berusaha mempertahankan cintanya hingga usia senja. Sekalipun dirinya harus menikah dengan orang lain dan kandas. Sementara saudara sepupuku juga sudah menikah dengan orang lain. Bahkan mungkin telah menemukan cinta yang lain.

Aku tidak habis pikir sekuat apa cinta mereka di masa lalu. Tapi rasanya, kondisi tersebut jarang sekali terjadi. Lazimnya dalam masyarakat kita, bila orang yang kita cintai telah menikah dengan orang lain, ya sudah habis perkara. Tapi ini, sungguh dluar nalar manusia. Benar-benar cinta sejati, yang akan dibawa hingga mati.

Selepas dia pamit pulang, aku jadi merenung. Ternyata, cinta sejati itu tetap ada hingga usia senja bahkan di jaman serba canggih seperti saat ini. Lalu, dimana cinta sejatiku? Aku hanya tersenyum, terkenang masa lalu. Siapa cinta pertamaku dan siapa pula cinta sejatiku? Apakah itu orang yang sama ataukah orang yang berbeda. Hatiku pasti tahu, hal yang sebenarnya. Aku yakin, dia sudah bahagia dengan kehidupan barunya tanpa ada aku disampingnya.
Yup, seperti yang pernah ibuku bilang, " urusan hate moal pahili "




Rumah Abu, Syawal 1437 H