Selasa, 12 April 2011

Memory Ramadhan

Ramadhan tahun lalu, takkan pernah aku lupakan sampai kapan pun.
Beberapa hari jelang Ramadhan, aku mencoba mengusik rahasia hati seseorang yang telah menjadi belahan jiwaku selama ini..

Sebenarnya sudah lama aku pertimbangkan keputusan itu. Rasanya tak percaya juga pada pilihanku sendiri. Kenapa harus memilih dia, orang sederhana yang kini berada jauh disana. kenapa harus sekarang? kenapa bukan dari dulu, saat dia masih ada di sisiku.

Tepat sebelum ramadhan, aku mengumpulkan segala kekuatan akan sebuah keputusan yg sangatlah penting. Akh, sulit rasanya mengatakan semua ini padanya. Sejak dulu, tak ada hal yang dapat aku sembunyikan darinya, bukankah dia sudah paham betul diriku luar dan dalam.

Aku tepis semua ego dan rasa malu, ku kumpulkan segenap kemampuan yg aku miliki. Yang ada dikepalaku hanya ada dua kata kunci, "bahagia" atau kecewa.
Sebulan penuh aku terus berdo'a agar harapan itu menjadi kenyataan. Aku terus menyiapkan hati seandainya pilihan terburuk menyapaku..

Jelang lebaran, tak ada secuil kabarpun darinya. Bahkan smsku pun tak dibalasnya. Sungguh, kepalaku dipenuhi tanya.. Ada apa dengan dia sebenarnya.

Pagi itu, sebuah sms masuk darinya. Sebuah sms yang mengabarkan pesta pernikahannya yang akan digelar seminggu kemudian. Entah bagaimana aku bersikap, apa harus tersenyum bahagia ataukah harus berurai air mata. Aku hanya bisa diam.